Wednesday, May 14, 2014

Memilih burung kicau berkelas untuk rumah anda.

Jakarta 14 Mei 2014,
    Trend masyarakat Indonesia terhadap burung burung kicau semakin meningkat, ini terlihat dengan naiknya penjualan burung burung kicau di pasar pasar burung dan banyaknya lomba atau kontes burung kicau.

    Penjualan semakin terlihat di jenis burung yang banyak di konteskan yakni : Murai Batu, Cucak Hijau, Kacer, Kenari, lovebird, cendet/pentet, Anis, dan efek imbas nya juga ke burung burung untuk masteran burung burung diatas seperti Ciblek, cililin, cucak jenggot, kolibri, dan lain lain.


Memilih burung/kandang untuk pemula namun cukup bergengsi dipajang di rumah.
a. Burung muda hutan Min. Rp 100.000 sd Rp.1.800.000
b. Sangkar . Min Rp. 85.000 sampai Rp. 3.000.000
c. Kerodong Rp. 20.000 sd 200.000
d. Optional :Cepuk Rp. 20.000 sd Rp. 100.000
e. Optional : Tangkringan dan aksesories sangkar Rp 20.000 sd 100.000
f.  Pakan harian untuk sebulan Rp. 20.000 (voer) jangkrik 40.000, Kroto 50.000, Vitamin Rp. 15.000

Total pembelian awal :
Minimum , Rp. 220.000
Standart umum Rp. 800.000.
Kelas atas (pemula)  Rp. Murai Batu + sangkar BNR + kerodong = Rp. 3juta.
Minimum Bulanan untuk perawatan kelas atas pemula : Rp. 100.000 

Cara pemeliharaan burung muda hutan sampai mapan bisa dilihat di klik link : 
http://widodomurai.blogspot.com/2014/05/belajar-memelihara-burung-anak-muda.html

 Untuk pemilihan burung yang diternak oleh para pecinta burung hobby atau profesional harga nya biasanya bisa mencapai 2 sampai 3 kali lipat dengan indukkan jawara yang jelas dan dipakaikan ring.

contoh Murai batu muda dari indukan juara memakai ring bisa mencapai angka Rp. 5-6juta (belum bunyi) per ekor.

Prosentase pembelian dari  pecinta burung pemula berkeinginan untuk membeli burung kelas lomba tersebut dengan sangkar yang kelas menengah namun bisa untuk lomba. Maka harga diluar burung yang keluar adalah Rp. 400ribu.
Dengan biaya tersebut mayoritas memaksakan memilih burung kelas atas yang berasal dari muda Hutan (tangkapan) Misalnya Kacer atau Murai Batu.

dari peluang harapan hidup yang saya tulis dibawah maka kebanyakan pembeli burung tersebut mengalami kegagalan karena burung kecintaannya Sujud / mati.

Karena kandang kosong , gengsi atau terlanjur suka , mereka akhirnya memutuskan mencoba sampai 2 hingga 5 kali.walau peluangnya tetap sama.

Jika di total maka pengeluaran yang di habiskan menjadi sangkar Rp. 400ribu + (5 x 750.000 MB) = Rp. 4.650.000 + waktu ,tenaga + biaya makanan harian.

untuk menghindari hal hal diatas , karena selain menghabiskan waktu , uang dan kasihan dengan burungnya, para pemula ini diharapkan mau membeli burung tangkapan hutan kelas atas yang sudah mapan. namun masih dibawah harga burung ternakkan kelas Jawara. (ring)


sebagai referensi mohon di klik link dibawah ini :
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3519685938263089925#editor/target=post;postID=6771549889667460293;onPublishedMenu=allposts;onClosedMenu=allposts;postNum=0;src=postname


Harga update 2014 , bulan Mei, Pasar Burung Pramuka

A. JENIS BURUNG MUDA DARI HUTAN , yang masih harus dijinakkan dan di ajari makan Voer.
    Resiko kematian 50:50, Pemula

1. Murai Batu   Muda hutan
           1. MB Lampung super  , start Rp.750.000
           2. MB Borneo, start Rp. 650.000
           3. MB Nias , ekor hitam, start Rp. 750.000
           4. MB Medan , start 1.800.000
                                           Murai batu Super

2. Kacer muda hutan Poci jabar Rp. 350.000

Kacer jabar poci berdada putih sebagian (jenis ini yg lebih banyak lomba), yang dada full hitam Jateng.

B. Burung dari hutan , namun lebih tinggi kemungkinan hidup
    Resiko kematian 40% mati, 60% hidup.

1. Cucak Hijau muda hutan kalimantan/sumarta Rp. 550.000
2. Cucak Hijau muda Jember/banyuwangi Rp. 750.000
 
                           cucak hijau banyuwangi muda akan terlihat lebih besar dibanding daerah lain.

3. Pentet Rp. 100.000
4. Pentet Madura Rp. 250.000
   
Sekedar informasi bahwa pentet/cendet madura jantan berciri seluruh kepala berwarna hitam seperti blangkon, namun uniknya pentet/cendet juara di banyak kontes justru yang betina.                                                            

C. Burung import dan ternak lokal , Non Ring , resiko kematian 30%
Kenari Taiwan Rp. 450.000
Kenari F1 Rp. 1.500.000 (ys)
Kenari Ys Rp 3juta sd 7 Juta
Kenari lokal Rp. 180.000
Kenari LOPER Rp. 220.000
Kenari Holand Rp. 750.000
Kenari Norwich Rp, 3juta
Kenari AF Rp.450.000
Kenari AF super Rp. 550.000
Untuk kenari yang di lombakan rata-rata dimulai dari Kenari Jenis AF (lihat harga diatas), rata-rata para juara body berbentuk V wortel dan berwarna mayoritas BUKAN kuning,putih dan oranye.  

Love bird Kacamata, dacocan Rp. 450.000
Love bird holand Rp 1,1 juta
Love bird Lutino Rp. 2,2 juta


KANDANG, SANGKAR
1. Sangkar yang paling dipandang adalah sangkar yang berlogo wajib ketika sedang ada lomba.
 a. BNR, tiap jenis burung akan mempunyai perbedaan. di sangkar tersebut harus ada       plate BNR
     harga diatas Rp. 600.000
         

b. Sangkar EDOD jaya
    Harga umum, Rp. 300.000 , tergantung ukuran

c. Sangkar ukir Jepara.
   harga sangkar ini melalui pemesanan dan rata rata dimulai dari harga Rp. 3juta
 
d. sangkar umum , finishing
   Harga untuk sangkar finishing umum ini adalah 200rb sampai 500rb , tergantung No. kandang dan jenis    
burung.


e. Sangkar Non Finishing
 harga Rp. 80.000
      sangkar belum finishing ini memang murah namun bambu yang belum di finishing akan bisa menyebabkan burung cidera dan tidak direkomendasikan.


KERODONG

Untuk Burung bahan anak atau muda dari hutan lebih baik memilih kerodong cerah dulu dan dan fleksible.
nanti kalau sudah mapan, bisa diganti kerodong yang gelap seperti batik atau kerodong ber merk untuk lomba yang jika di gantungkan di  depan teras bisa membuat orang berkata "wah burung kelas national nih"

contoh kerodong bergengsi :

kerodong batik


Demikian sekilas tentang dunia pemeliharaan burung yang bisa dipandang tetangga atau yang lewat depan rumah kita. Semoga sedikit banyak dapat membantu sedikit pencerahan.

Trims
*bds






No comments:

Post a Comment